NEGERI PARA PELUPA

Standar

plpg

 

 

 

 

Riswo Mulyadi

 

__ Negeri Para Pelupa__

 

kita banyak lupa

siapa kita

 

kursi

kursi siapa?

 

negeri

negeri siapa?

 

bumi

bumi siapa?

 

kebun

kebun siapa?

 

laut

laut siapa?

 

kita lupa

 

semua bukan milik kita

jangan semena-mena !!

 

siapa kita?

 

kita bukan siapa-siapa

hanya saja sering lupa

menganggap semua punya kita

 

 

Cilangkap, 07092013

 

 

MENUNGGU NDARU

Standar

menunggu ndaru turun
by : Riswo Mulyadi

dipelataran malam menunggu fajar bersama debaran jantung sang calon gubernur
yang menunggu sentuhan tangan-tangan kami
yang tak mereka kenali
yang katanya akan mereka bela
yang katanya akan mereka lindungi hak-hak kami
yang katanya akan mereka jamin kesejahteraan kami
yang katanya akan mereka penuhi kebutuhan pendidikan generasi kami
apa iya?
itu kan katanya
tapi kami mau saja
menyentuhkan jari kami pada sepotong pasak kecil di bilik nasib mereka
yang katanya disana ada nasib kami
apa iya ?
dalam sarung keraguan
aku bertanya-tanya
apa besok jemari ini akan menusukan pasak kecil
untuk merajut mimpi mereka
yang katanya akan mereka jadikan selimut kedamaian kami
apa iya?

Sebentar saja

Standar

SEBENTAR saja

sebentar saja,
luangkan waktumu melihat diri
seperti apa wajahmu kemarin, tapak mana yang kau jejakkan disini
tangan mana yang telah memahat karya
lihatlah
hari ini menanti
jejak dan pahatan baru
lihat kemarin
agar kau tak lalai

SAAT CINTA MULAI BICARA

Standar

SAAT CINTA MULAI BICARA
Percikan rasa : Riswo Mulyadi

Saat cinta mulai menyapa
Pekatnya malam adalah cahaya
Kerna disana sebuah media
Tuk menyapa sang Kekasih

Saat cinta mendekat
Dingin adalah sahabat
Kerna disana ada kehangatan

Jika cinta mulai mengikat
Sunyi adalah nikmat
Karena disana kencan hangat

Saat cinta mulai mengajak bercengkerama
Rintihan jiwa mulai mengalir
Menembus sekat-sekat mayapada
Gemercik liur-liur dzikir
Menetes perlahan
Goresan kasih makin terasa
Mengelus setiap sudut jiwa
Emosi menyusut perlahan

Saat cinta mulai bicara
Rasa kuasa diri menggelepar
Serasa telanjang
Duh Gusti Alloh
cinta kecil hamba ini
Hanya menetes
Diantara aliran deras CINTAMU yang agung tanpa batas

Tengah Malam di Belantara Karang Anjog, 3 Rojab 1433 H

Sebenarnya Aku Ingin

Standar

Tuhan
sebenarnya aku
ingin sekali memasuki rumahMU
namun aku ragu
karena
kakiku penuh lumpur

Tuhan
sebenar aku
ingin mencoba bersimpuh di pasebanMU
namun aku ragu
karena pakaianku bau takabur

Tuhan
sebenarnya aku
ingin selalu menyebut namaMU
namun aku ragu
karena mulutku penuh kebohongan

Tuhan
sebenarnya aku
ingin mengadu padaMU
namun kuragu
karena aku terlalu sombong

Tuhan
sebenarnya aku
ingin memohon ampunanMU
namun aku ragu
karena terlalu banyak dosaku

Tuhan
sekotor apapun kakiku
berbau apapun bajuku
sesombong apapun mulutku
sebanyak apapun dosaku
aku tetap berharap
do`aku
Engkau Kabulkan
dosaku
Engkau ampuni

Astaghfirulloh

By Riswo Mulyadi

Karang Anjog, 23 Mei 2012

RINDUKU MENETAS

Standar

“RINDUKU MENETAS”

By Riswo Mulyadi

rinduku menetas disini
seperti burung menetas di sarangnya
aku tertunduk dalam rinduku

kucoba panggil namaMU
berkali-kali
aku yakin Engkau Mendengar
karena Engkau Maha Mendengar

kusebut namaMu berkali-kali
di pelataran mihrabMU

sambil kuhitung dosa-dosaku

walaupun ku tak bisa

ingin kubuktikan cintaku padaMU
walau dalam kubangan dosaku
namun aku yakin
Engkau akan mengampuniku
karena Engkau Maha Pengampun

Tuhan
Terimalah Cintaku
dan ampunilah dosaku

Cilangkap, 1 Rajab 1433 H